Saturday, September 29, 2007

Walking In The Dark

Belom pernah sebelumnya terbayang di otak saya bagaimana caranya orang bisa berjalan di dalam kegelapan total, tanpa menabrak sesuatu di hadapannya meskipun pernah sekali waktu saya melihat film horror (jepang). Tetapi pada saat itu saya hanya berpikir “ah, itu kan hanya film..” , karena pada film tersebut terlihat si tunanetra berjalan begitu cepatnya seperti orang normal kecuali bunyi tongkat yang berada di tangannya seolah melayang-layang di depan tunanetra tersebut sambil menari ke kanan dan ke kiri. Si tunanetra dalam film tersebut seolah dapat mengetahui arah tujuannya dengan pasti, serta dia seolah dapat merasakan ada seseorang yang membuntutinya sehingga dia seperti setengah berlari kea rah apartemennya. Tentu saja saya pada saat itu lebih memperhatikan pada ketegangan yang saya rasakan disbanding memikirkan bagaimana si tunanetra tersebut dapat berjalan seperti itu.

Ketika suatu hari saya bertemu dengan teman teman di Mitra Netra, sungguh rasa kagum selalu saja menghias hati saya pada setiap detil kejadian pada saat itu. Sebagian besar mereka tunanetra akan tetapi sama sekali tidak terlihat seperti itu. Mereka mengerjakan aktivitas mereka sehari-hari, sepeerti internet, mengetik, mengerjakan tugas makalah, proposal, dan lain sebagainya dengan gesit. Saya bertemu dengan Mbak Arya yang dengan ramah menyambut saya dan menjelaskan tentang organisasi tersebut. Mitra Netra memproduksi Buku-buku dengan huruf Braille sehingga memudahkan para tunanetra membaca dan belajar seperti layaknya Manusia yang mempunyai penglihatan, Mitra netra Juga mengajarkan para tunanetra untuk membaca dan menulis huruf Braille bagi mereka yang belum dapat membaca ataupun menulis huruf Braille. Pada waktu itu mereka tidak menggunakan tongkat seperti tunanetra yang sering terlihat di jalan tetapi tampak berjalan dengan cepat seperti mempunyai penglihatan normal, “tongkat biasanya kami simpan apabila sudah sampai disini” begitu penjelasan dari Mbak Arya. Terdengar suara anak-anak di ruangan sebelah yang sedang belajar bersama mentor pendamping yang sedang membacakan rumus matematika di ruangan sebelah dan beberapa suara mmesin ketik Braille yang saling bersahut sahutan menghiasi ruangan kantor tersebut. “ Disini tunanetra diajarkan untuk mandiri dan melakukan pekerjaan sehari hari juga seperti layaknya orang yang berpenglihatan, bahkan tidak sedikit dari kami juga sudah terbiasa hidup sendiri dengan tidak bergantung lagi pada orang tua ataupun keluarga” cerita Mbak Arya. Sungguh pada awalnya saya tidak percaya akan tetapi pada saat kami berkeliling memang kebetulan juga kami melewati dapur tempat mencuci piring dan ada anak yang sedang belajar mencuci sehingga keraguan pun hilang dalam sekejab.

Sesungguhnya saya masih ingin berada di tempat itu dan belajar banyak kepada mereka pada saat itu, akan tetapi sayangnya harus ditunda karena masih ada keperluan lain, jadi terpaksa saya berpamitan dan berjanji akan datang kmbali ke tempat itu dalam waktu dekat karena memang sesungguhnya kejadian ini membuat pikiran saya terbuka. Tunanetra selama ini identik dengan Tukang pijat dan Pengemis di jalan karena memang sebelumnya ketidaktahuan masyarakat dan sedikitnya kesempatan bagi mereka yang memiliki kondisi tersebut. “Manusia memiliki 5 indera dan apabila kehilangan 1, berarti masih ada 4 kan?” Begitulah ungkapan Mbak Arya waktu itu yang sangat berbekas di pikiran saya. Memang bagaimana kita bisa mengatakan bahwa mereka tidak produktif apabila mereka tidak berpenglihatan? Tentu saja kemampuan mereka tidaklah kalah dengan Manusia normal apabila dilatih dan dibimbing dengan baik. Satu hal yang utama adalah otak kita dan selama otak kita masih mampu bekerja dan belajar maka kita akan dapat berlatih dan berguna sesuai dengan keahlian yang kita miliki. Saya sempat membaca suatu artikel yang memuat bagaimana otak kita dapat berlatih untuk menggantikan fungsi sebagian otak yang sudah tidak berfungsi lagi, Disinilah letak keajaiban yang belum dapat dijelaskan dengan gambling oleh ilmu pengetahuan manusia. Maka dari itu Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin apabila memang Tuhan menghendaki dan manusia berusaha dan tetap berada di Jalan-NYA.

Dapatkah anda menutup mata anda dengan rapat dan melakukan aktifitas anda selama satu hari dengan mata tertutup ? hehehe… silahkan mencoba, namun saran saya lebih baik melakukannya di dalam ruangan yah.. ;)

No comments: